bab v
KONSEP ORGANISASI & MANAJEMEN SEHUBUNGAN DENGAN SISTEM
INFORMASI
1. Konsep Organisasi
Secara
konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan di sini, yakni istilah “organization”
sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian) sebagai kata
kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara
sistematis.
Organisasi adalah
suatu sistem, mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh
kesadaran, di dalamnya orang-orang bekerja dan berhubungan satu sama lain
dengan suatu cara yang terkoordinasi, kooperatif, dan dorongan-dorongan guna
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Beach, 1980; Champoux,
2003).Apabila kita membicarakan organisasi sebagai suatu sistem, berarti
memandangnya terdiri dari unsur-unsur yang saling bergantungan dan di dalamnya
terdapat sub-sub sistem. Sedangkan struktur di sini mengisyaratkan bahwa di
dalam organisasi terdapat suatu kadar formalitas dan adanya pembagian tugas
atau peranan yang harus dimainkan oleh anggota-anggota kelompoknya.
Istilah organisasi dapat pula diartikan sebagai suatu perkumpulan atau
perhimpunan yang terdiri dari dua orang atau lebih punya komitmen bersama dan
ikatan formal mencapai tujuan organisasi, dan di dalam perhimpunannya terdapat
hubungan antar anggota dan kelompok dan antara pemimpin dan angota yang dipimpin
atau bawahan (Beach and Reinhartz, 2004; Bush and Middlewood, 2005).
Dari
kedua definisi di atas, dapat dinyatakan betapa pentingnya organisasi sebagai
alat administrasi dan manajemen dalam melaksanakan segala kebijakan/keputusan
yang dibuat pada tingkatan administratif maupun manajerial. Dalam hubungan ini,
hakiki organisasi dapat ditinjau dari dua sudut pandangan. Pertama, organisasi
dipandang sebagai wadah, tempat di mana kegiatan administrasi dan manajemen
dilaksanakan. Kedua, sebagai proses yang berusaha menyoroti interaksi
(hubungan) antara orang-orang yang terlibat di dalam organisasi itu.
Pemahaman organisasi dan manajemen perlu bagi analisis. Pemahaman ini vital
bagi perancangan sebuah SIM. Penerapan sistem informasi berdasarkan komputer
dapat mempengaruhi struktur organisasi, motivasi dalam organisasi, manajemen
dan pengambilan keputusan.
Dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen, manajer terlibat dalam membentuk
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan fungsi tersebut, pengambilan
keputusan dan interaksi manusia. Interaksi manusia adalah orang-orang di dalam
dan di luar organisasi dan dengan atasan serta bawahan. Baik mutu pengambilan
keputusan maupun interaksi dengan orang akan mempengaruhi efektivitas dalam
mana organisasi beroperasi. Fungsi manajemen, pengambilan keputusan dan
interaksi mansuia dibatasi oleh sumber daya yang tersedia bagi organisasi dan
kendala luar organisasi (industri, masyarakat dll) dalam mana organisasi
beroperasi.
Struktur
Keorganisasian – Model Dasar
Struktur
Keorganisasian adalah susunan subsistem-subsistem dengan hubungan antara
wewenang dan tanggung jawab.
·
Struktur Hirarki : Struktur
keorganisasian dasar adalah sebuah struktur hirarki dengan manajemen puncak
paling atas dalam bagan, manajemen menengah/madya ditengah dan manajemen
bawahan di tempat paling bawah.
·
Spesialisasi : Organisasi
membagi pekerjaan atas tugas-tugas khusus hingga menimbulkan spesilisasi
·
Hubungan Lini dan Staf : Lini
(Garis utuh) menjelaskan wewenang perintah langsung dari fungsi-fungsi dalam
organisasi. Contoh : manajer penjualan menerima laporan dari para sales.
Wewenangmengalir dari atas ke bawah
·
Wewenang dan Tanggung
Jawab : Wewenang adalah hak untuk
memerintah. Bila seseorang memiliki tanggung jawab untuk sebuah kegiatan,
ia harus memiliki wewenang.
·
Rentang Kendali (Span
Of Control) : Menunjukkan
banyaknya bawahan yang diawasi oleh seorang supervisor.
Struktur
Organisasi – Variasi
Pada model dasar menekankan garis wewenang, kesatuan
perintah(seseorang bawahan hanya memiliki seorang atasan), rentang kendali
yang sempit dan penggunaan dukungan staf terhadap organisasi lini.
Tiga variasi pokok dalam model dasar keorganisasian yaotu :
1.
Organisasi Fungsional
: seorang manajer bertanggung jawab untuk fungsi tertentu.
2.
Organisasi Divisional : tiap-tiap
divisi bertanggung jawab terhadap semua fungsi
dalam divisinya. Biasanya organisasi ini dibentuk berdasarkan
produk/jasa yang dihasilkan.
3.
Organisasi Proyek : dalam
organisasi ini sumber-sumber daya adalah proyek-proyek yang harus ditangani
oleh perusahaan dengandipimpin oleh seorang pimpinan proyek.
2. Konsep Manajemen
2.1 Pengertian Manajemen
Dilihat
dari asal katanya, kata manajemen atau managementdalam Bahasa
Inggris berasal dari kata Italia, maneggiare yang kurang lebih
berarti menangani atau to handle. Dalam bahasa latin ada kata yang
punya pengertian hampir sama yakni manus yang artinya tangan atau menangani.
Sementara berbicara tentang definisi, layaknya istilah-istilah
lain dalam kajian Ilmu Sosial, Manajemen juga memiliki sejumlah definisi yang
diberikan para ahli. Disini hanya akan dikemukakan satu definisi yang
diungkapkan oleh GR Terry sebagai berikut:
· Manajemen
merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan:
Perencanaan, Pengorganisasian, Penggiatan dan Pengawasan yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
· Pengertian
lain manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan
organisasi melalui serangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.
3 faktor
yang terlibat dalam proses penyelesaian:
4.
Adanya penggunaan sumber daya
organisasi (SDM, SDA, SDD, SDI)
5.
Adanya proses yang bertahap
(perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian)
6.
Adanya seni dalam menyelesaikan
pekerjaan
2.2
Sarana-sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan yang
dicapai diperlukan sebuah sarana, yakni sebuah sarana manajemen yang terdiri
dari men, money, material, machine, method, dan market atau
yang lebih dikenal 6M.
1) Men
Yakni Sumber daya manusia yang
melakukan kegiatan manajemen dan produksi. Dengan adanya faktor SDM, kegiatan
manajemen dan produksi dapat berjalan, karena pada dasarnya faktor SDM sangat
berperan penting dalam kegiatan manajemen dan produksi.
2) Money
Yakni
faktor pendanaan atau keuangan. Tanpa ada keuangan yang memadai kegiatan
perusahaan atau organisasi takan berjalan sebagaimana mestinya, karena pada
dasarnya keuangan ialah darah dari perushaan atau organisasi. Hal keuangan ini
berhubungan dengan masalah anggaran (Budget), upah karyawan (Gaji), dan
pendapatan perusahaan atau organisasi.
3) Materials
Yakni
berhubungan dengan barang mentah yang akan diolah menjadi barang jadi. Dengan
adanya barang mentah maka dapat dijadikan suatu barang yang bernilai sehingga
dapat mendatangkan keuntungan.
4) Machine
Yakni
mesin pengolah atau teknologi yang dipakai dalam mengolah barang mentah menjadi
barang jadi. Dengan adanya mesin pengolah, maka kegiatan produksi akan lebih
efisien dan menguntungkan.
5) Method
Yakni
tata cara melakukan kegiatan manajemen secara efektif dengan menggunakan
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran agar tercapai suatu tujuan akan
dituju.
6) Market
Yakni
tempat untuk memasarkan produk yang telah dihasilkan. Seorang manajer pemasaran
dituntut untuk dapat menguasai pasar, sehingga kegiatan pemasaran hasil
produksi dapat berlangsung. Agar pasar dapat dikuasai, maka kualitas dan harga
barang haruslah sesuai dengan selera konsumen dan daya beli masyarakat.
2.3 Fungsi
Manajemen
Pada
intinya fungsi-fungsi manajemen meliputi fungsi Perencanaan, Pelaksanaan dan
Evaluasi. Namun dalam pelaksanaannya fungsi-fungsi dasar tersebut bisa
dikembangkan secara fleksibel sesuai kebutuhan organisasi.
Berikut
adalah fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Dessler, 1996:
1) Planning :
Meliputi penentuan tujuan, tindakan, pengembangan aturan dan prosedur-prosedur,
pengembangan rencana dan melakukan prediksi.
2) Organizing :
Meliputi pemberian tugas, bagian-bagian, pendelegasian wewenang, mengkoordinir
pekerjaan.
3) Staffing :
meliputi rekruitmen karyawan, pelatihan dan pengembangan.
4) Leading :
mencakup pemberian perintah, menjaga motivasi dan semangat kerja karyawan
5) Controlling :
menentukan standar, melakukan perbaikan bila diperlukan.
Fungsi-fungsi
manajemen diperlukan agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan
dipergunakan secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat
tercapai.
3. Interaksi
Manusia dalam Suatu Organisasi
Interaksi
manusia sangat penting dalam sebuah organisasi. Pengaruh berbagai pola
kepemimpinan yang berbeda atas produktivitas tampaknya tergantung pada beberapa
faktor. Akan tetapi, kepuasan pekerja biasanya lebih tinggi dengan manajemen
yang suportif dan partisipasif. Teori manajemen pada mulanya agak bersifat
mekanis dalam pandangan atas interaksi manusia dalam suatu organisasi. Tujuan
para anggota sebuah organisasi dianggap konsisten dengan tujuan organisasi. Gerakan
hubungan kemanusiaan yang dimulai dengan hasil penelitian “Hawthorne”
yang dikenal antara tahun 1927 sampai dengan 1932 telah membentuk konsep
tentang organisasi sebagai suatu sistem sosial. Motivasi ternyata didasari oleh
lebih dari sekedar imbalan ekonomis.
Motivasi
adalah alasan seseorang menjalankan kegiatan. Hal ini biasanya dijelaskan dalam
istilah dorongan atau kebutuhan manusia. Kebutuhan seorang manusia tidak tetap.
Kebutuhan ini berubah dari waktu kewaktu bersamaan dengan tingkat karirnya dan
sementara itu kebutuhan tertentu mendapat lebih banyak kepuasan.
Sebuah
klasifikasi yang bermanfaat tentang kebutuhan umum manusia adalah sebuah
hirarki yang dikembangkan oleh Abraham Maslow. Hirarki Maslow berguna karena
menunjukan sebuah dimensi penting dalam kebutuhan manusia.
Sebuah
klasifikasi yang lebih langsung berhubungan dengan situasi kerja telah
dikembangkan oleh Frederick Herzberg mengenai dua faktor yang berhubungan
dengan kepuasan kerja.
3.1 Kepemimpinan
Dalam
suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk
mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
Sedangkan
menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto
(1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan
sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai
sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat,
ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara
lain:
1) kepemimpinan
melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat
pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2) di
dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan
oleh pemimpin, dan
3) adanya
tujuan bersama yang harus dicapai.
Dari
uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan
masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin
dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara
mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami
bahwa tugas utatna seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak
hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja,
tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan
organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga
mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan.
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
1) Pendayagunaan
Pengaruh
2) Hubungan
Antar Manusia
3) Proses
Komunikasi dan
4) Pencapaian
Suatu Tujuan.
Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur
yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas,
adalah:
1) Kemampuan
mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2) Kemampuan
mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
3) Adanya
unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan
Karakteristik
seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai
berikut:
1) Seorang
yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga
diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan
mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber
belajar.
2) Berorientasi
pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip
pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam
memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang
baik.
3) Membawa
energi yang positif : Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan
energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung
kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun
hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu
yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin haras
dapat menunjukkan energi yang positif, seperti :
a) Percaya
pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk
staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan
pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan
kepedulian.
b) Keseimbangan
dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras dapat menyeimbangkan tugasnya.
Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan
olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara
kehidupan dunia dan akherat.
c) Melihat
kehidupan sebagai tantangan : Kata 'tantangan' sering diinterpretasikan
negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan
segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan,
mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung
pada inisiatif, keterampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan
kebebasan.
d) Sinergi
: Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis
perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi
adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut
The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah
satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja
secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap
orang, atasan, staf, teman sekerja.
e) Latihan
mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri
sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi
pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen
yang berhubungan dengan:
· pemahaman
materi
· memperluas
materi melalui belajar dan pengalaman
· mengajar
materi kepada orang lain
· mengaplikasikan
prinsip-prinsip
· memonitoring
hasil
· merefleksikan
kepada hasil
· menambahkan
pengetahuan baru yang diperlukan materi
· pemahaman
baru
· kembali
menjadi diri sendiri lagi.
3.2 Manajemen
Konflik
Konflik
merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan. Bahkan
sepanjang kehidupan, manusia senantiasa dihadapkan dan bergelut dengan konflik.
Demikian halnya dengan kehidupan organisasi. Anggota organisasi senantiasa
dihadapkan pada konflik. Perubahan atau inovasi baru sangat rentan menimbulkan
konflik (destruktif), apalagi jika tidak disertai pemahaman yang memadai
terhadap ide-ide yang berkembang. Manajemen
konflik sangat berpengaruh bagi anggota organisasi. Pemimpin organisasi dituntut
menguasai manajemen konflik agar konflik yang muncul dapat berdampak positif
untuk meningkatkan mutu organisasi.
Manajemen
konflik merupakan serangkaian aksi dan
reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik
termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan
pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar
dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan dan interpretasi. Bagi pihak luar
(di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah
informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi
efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak
ketiga.
Menurut
Ross (1993), manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para
pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil
tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa
penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan,
hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat
melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan masalah (dengan
atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak ketiga.
Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada
pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka
mempengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik.
Sementara Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan
proses, sama halnya dengan perencanaan kota merupakan proses. Minnery
(1980:220) juga berpendapat bahwa proses manajemen konflik perencanaan kota
merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif, artinya bahwa pendekatan
model manajemen konflik perencanaan kota secara terus menerus mengalami
penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan ideal. Sama halnya
dengan proses manajemen konflik yang telah dijelaskan diatas, bahwa manajemen
konflik perencanaan kota meliputi beberapa langkah yaitu: penerimaan terhadap
keberadaan konflik (dihindari atau ditekan/didiamkan), klarifikasi
karakteristik dan struktur konflik, evaluasi konflik (jika bermanfaat maka
dilanjutkan dengan proses selanjutnya), menentukan aksi yang dipersyaratkan
untuk mengelola konflik, serta menentukan peran perencana sebagai partisipan
atau pihak ketiga dalam mengelola konflik. Keseluruhan proses tersebut
berlangsung dalam konteks perencanaan kota dan melibatkan perencana sebagai
aktor yang mengelola konflik baik sebagai partisipan atau pihak ketiga.
3.3 Gaya
Manajemen
Dalam
dunia usaha ada perlu memiliki struktur formal yang menyelenggarakan tugas
untuk mengelola kantor perusahaan secara terkendali nya. Hal ini sering
diperintah oleh hirarki struktur organisasi. Struktur ini biasanya disebut
sebagai struktur organisasi. Agar efektif sebagai manajer di berbagai level
dalam struktur organisasi ia sering ditantang oleh lingkungan kerja. Bagaimana
gaya manajemen membantu untuk mengelola situasi. Empat Gaya Manajemen dasar
tercantum di bawah ini :
1) Otokratis
Gaya adalah
gaya tertua dalam mengelola sekelompok orang untuk menyelesaikan sesuatu. Gaya
manajemen sangat jelas di masa lalu perbudakan di mana hanya master memberikan
perintah dan budak hanya mengikuti. Namun tidak berarti adalah jenis perbudakan
manajemen. Jika Anda memperhatikan gaya ini apa menunjukkan bahwa selalu ada
satu cara komunikasi di mana komandan memberikan perintah dan mengharapkan
untuk dilakukan tanpa pertanyaan Bahkan hingga saat ini gaya ini masih ada dan
mengelola. Efektif dalam lingkungan seperti angkatan bersenjata situasi darurat
krisis dll manajemen di mana tidak ada waktu untuk menunggu atau menghibur
umpan balik atau saran Dan gaya otokratis manajemen. yang paling efektif.
2) Demokrat
Style, Hanya berlawanan dengan gaya
manajemen otokratis tugas melaksanakan hanya setelah mendapatkan pendapat
masyarakat dan pemerintahan oleh suara mayoritas. Sebuah contoh yang sangat
jelas adalah pemilihan umum suatu negara pemilihan pejabat tertentu dalam
sebuah organisasi masyarakat. Namun gaya manajemen yang demokratis dapat dan
sering diterapkan dalam bisnis ketika manajer membuat keputusan berdasarkan
kesepakatan mayoritas. Namun gaya manajemen biasanya dipandu oleh manajer yang
telah membuat evaluasi tertentu dari solusi yang mungkin dan membiarkan
karyawan memilih satu di antara pilihan terbaik.
3) Partisipatif
Gaya, Gaya manajemen sangat mirip
dengan jenis demokratis manajemen dalam mendapatkan pendapat dari karyawan
massal. Namun keputusan tidak perlu mengikuti suara mayoritas. Apa yang
dilakukan adalah untuk mencari masukan dan pendapat dari karyawan dan kemudian
membuat keputusan sendiri.
4) Laissez
Faire, Gaya manajemen adalah manajemen
gaya tangan bebas di mana manajer tidak membuat keputusan atau mengganggu. Itu
hanya membiarkan masalah tersebut berkembang dengan sendirinya apakah akan
lebih baik atau terburuk. Jenis gaya manajemen yang terbaik untuk menangani
rumor. untuk contoh konflik antara dua pihak atau lebih yang terbaik biarkan
pihak yang terlibat menyelesaikan sendiri.
McGregor telah menggolongkan sebagai
teori X dan Y.
Teori X : mendukung suatu gaya
kepemimpinan otoriter
Teori Y : mendukung suatu gaya kepemimpinan yang lebih demokratis
dan partisipatif