Selasa, 31 Oktober 2017

SI Manajemen

BAB III
MANUSIA SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI

1.      Keterbatasan Manusia Sebagai Pengolah Informasi
Pada dasarnya sistem informasi manajemen adalah sistem manusia/mesin. Karena itu manusia adalah elemen penting dalam sistem pengolahan informasi.


Model dasar
Sebuah model sederhana mengenai manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indra penerima (mata, telinga, hidung dsb) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah (otak dengan penyimpanan). Hasil olahan adalah respon/tanggapan keluaran (secara fisik,ucapan, tulisan dsb).


Gambaran Model Manusia sebagai Pengolah Informasi




Sistem Pengolah Informasi Manusia
Sistem pengolah informasi manusia terdiri dari sebuah pengolah, indera masukan (sensory input), penggerak keluaran (motor output), dan tiga jenis ingatan-:ingatan jangka panjang (long-term memory/LTM), ingatan jangka pendek (short-term memory/S'I'M) dan ingatan luar (external memory/EML).


Sistem pengolahan bekerja lebih secara serial daripada paralel. lni berarti bahwa manusia .hanya melaksanakan satu tugas pengolahan informasi pada saat yang bersamaan. Sedang komputer dapat bekerja secara serial maupun paralel untuk ketiga opersi pokok. Salah satu pengolahan paralel komputer adalah menambah secara serentak semua pasangan "bit" dari dua "data word" komputer, Manusia menambah hanya sepasang "digit" pada saat yang sama secara serial dari kanan ke kiri.


Menangani Data Probabilistik
Para pengambil keputusan sering harus menangkap, mengolah, dan menilai kemungkinan (probabilities) hal-hal tak menentu. Ada bukti bahwa kemampuan manusia kurang sekali dalam intuisi statistik. Kekurangan ini menyolok karena sebuah sistem informasi/keputusan dapat dirancang untuk mengatasi hal ini. Beberapa kekurangan yang tampak dalam riset adalah:

1. Kurangnya pemahaman intuitif atas akibat ukuran percontoh terhadap penyimpangannya. 
2. Kurangnya kemampuan intuitif untuk mengenal hubungan (korelasi) dan hubungan sebab akibat
3. Cendrung mengambil kesimpulan dalam perkiraan kemungkinaan.
4. Kurangnya kemampuan memadukan informasi.

Strategi Pengolah Informasi
Manusia menerapkan strategi untuk mengatasi keterbatasannya sebagai pengolah informasi dan untuk meringankan otak dalam memadukan informasi. Beberapa diantaranya adalah konkretisasi serta pematokan dan penyesuaian (anchoring and adjustment).


Konsep konkretisasi adalah pengambil keputusan cenderung untuk menggunakan hanya informasi yang telah dimilikinya, dan dalam bentuk peragaannya. Akan terjadi kecenderungan untuk tidak mencari data yang tersimpan dalam ingatan atau untuk mengubah atau memanipulasi data yang telah disajikan. Karenanya informasi yang telah ada secara eksplisit mempunyai keunggulan atas data yang harus diperoleh atau dimanipulasi sebelum dipakai.


Gagasan pematokan dan penyesuaian adalah bahwa manusia cenderung mengambil kesimpulan dengan menetapkan sebuah titik patokan dan membuat penyesuaian berdasarkan titik ini. Ini merupakan gejala umum dan peranggaran, perencanaan dan penentuan harga. Penyesuaian cendrung tidak memadai bila menyangkut perkiraan probabilistik.


Kapasitas mausia dalam menerima masukkan dan menghasilkan tanggapan adalah terbatas. Bila sistem manusia sebagai sistem pengolah dibebani melampaui batas, tingkat tanggapannya akan berkurang. Misalkan seorang operator telepon, bila jumlah telepon masuk yang harus ditangani melebihi kemampuannya, maka prestasinya akan merosot di bawah tingkat tanggapan maksimum.


Dunia menyediakan lebih banyak masukan daripada yang dapat diterima oleh sistem pengolah manusia. Manusia mengurangi masukan ini sampai batas jumlah yang dapat diatasi melalui suatu proses penyaringan atau seleksi. Sebagian masukan dihambat dan dicegah agar tidak masuk pengolahan dalam filter atau saringan yang menghambatnya. Penyaringan ini biasanya berdasarkan kepada kemungkinan pentingnya rangsangan. Penyaringan merupakan akibat dari :
1.      Kerangka acuan individu
2.      Prosedur keputusan normal
3.      Keputusan dalam keadaan tertekan.


Para individu mengatur penyaringan kepentingan berdasarkan pengalaman, latar belakang, kebiasaan mereka dsb. Prosedur keputusan mengidentifikasi data yang relevan dan kemungkinan menyediakan sebuah filter untuk menyaring faktor-faktor yang tidak perlu bagi keputusan. Mekanisme penyaringan dapat diubah melalui tekanan pengambilan keputusan.


Contoh :
Seorang supervisor pada sebuah divisi produksi, dalam keadaan krisis dan tertekan, akan memusatkan perhatian pada persoalan terpenting dan tidak akan menerima rangsangan yang menyangkut hal-hal kurang penting.


Penyaringan dapat mengurangi atau menghambat data yang tidak cocok dalam kerangka acuan yang telah ada.


Gambaran Kerangka Acuan untuk mengolah sebuah keputusan


Model Newell Simon tentang manusia sebagai pengolah informasi/keputusan
Allen Newell dan Herbert A Simon dari Carnegie-Mellon University telah mengajukan sebuah model mengenai pemecah persoalan manusia yang menggunakan analogi antara pengolahan komputer dan pengolahan informasi manusia. Hal ini bukan berarti bahwa manusia memecahkan persoalan seperti komputer, tetapi bahwa analogi sangat berguna untuk memahami pengolah informasi manusia, yang diaplikasikan dalam sebuah gambar sebagai berikut :


Gambaran Struktur umum sistem pengolahan informasi manusia










Gambaran model umum sistem informasi komputer


2.      Kemampuan Komputer sebagai Pengolah Informasi


a.       Kemampuan Komputer dalam melakukan kecepatan pengolahan data




Satuan Detik


Kecepatan
Mili Detik
1 Ribu Operasi/detik
Mikro Detik
1 Juta Operasi/detik
Nano Detik
1 Milyar Operasi/detik
Pico Detik
1 Trilyun Operasi/detik











b.      Kemampuan Komputer dalam melakukan penyimpanan data/hasil pengolahan data





Satuan Memori


Kapasitas
1 Byte
8 Bit = 1 karakter, 1 huruf, 1 angka
1 KiloByte
1024 Byte = 1024*8 Bit
1 MegaByte
1024 KiloByte = 1024*1024*8 Bit
1 GigaByte
1024 MegaByte = (1024)3*8 Bit

SI Manajemen

BAB II
KONSEP INFORMASI


1.      Definisi Data dan Informasi
Data                   : bahan baku informasi
informasi           : hasil dari pengolahan data dalam bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagpenerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian sehingga akan berguna untuk pengambilan keputusan.


      Transformasi data menjadi informasi :


Ket :


A : Data
B : Pengolahan
C : Penyimpanan Data
D : Informasi




2.      Penggunaan Data dan Informasi


Data : dapat berupa alphabet, angka, maupun symbol khusus seperti #, /dll


Ciri-ciri informasi :
1.      Benar/salah
Bila penerima informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama dengan yang benar.
2.      Baru
Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.
3.      Tambahan
Infromasi dapat diperbaharui / memberikan tambahan baru pada informasi yang telah ada.
4.      Korektif
Infromasi dapat menjadi koreksi atas informasi yang salah atau palsu sebelumnya.
5.      Penegas
Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada.




3.      Siklus Informasi 
Gambar Siklus Informasi
      4.  Mutu Informasi
     Mutu informasi dapat dipandang dari 2 faktor :
1)      Kualitas informasi : bagaimana mutu informasi dipandang dari informasi yang dihasilkan.
Kualitas informasi tergantung dari 3 hal, yaitu :
a.       Akurat : informasi harus terbebas dari kesalahan, tidak bias/menyesatkan dajelas mencerminkan maksudnya.
b.      Bentuk : kualitatif / kuantitatif, numerical / grafik, ringkas / rinci.
c.       Frekuensi : seberapa sering informasi dibutuhkan, dikumpulkan atau dihasilkan.
d.      Kelebarannya : ruang lingkup, meliputi berbagai bidang atau hanya satu bidang sajak
e.       Asal : informasi berasal dari dalam atau dari luar perusahaan / organisasi.
f.       Orientasi waktu : informasi dapat berorientasi pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
g.      Tepat waktu : informasi yang datang kepada penerimanya tidak boleh mengalami keterlambatan.
h.      Relevan : informasi memiliki manfaat bagi penerimanya.
i.        Lengkap : mengandung semua data – data yang penting yang dibutuhkan semua pengguna informasi.
j.        Ekonomis : informasi yang dihasilkan melalui proses yang ekonomis (segi biaya).
k.      Sederhana : informasi sebaiknya tidak terlalu kompleks, tidak bertele-tele sehingga memudahkan penentuan prioritas.
l.        Bisa dibuktikan : informasi harus dapat dibuktikan, dapat di cek kebenarannya.




2)  Nilai Informasi : bagaimana mutu informasi dipandang dari penerima informasi yaitu pihak manajemen dan user (pengguna) dari SIM tersebut.
Nilai informasi ditentukan oleh 2 hal yaitu :
a.       Biaya mendapatkannya
b.      Manfaat


Suatu informasi dikatakan bernilai, bila manfaatnya lebih besar daripada biaya mendapatkannya.