BAB III
MANUSIA SEBAGAI PENGOLAH INFORMASI
1. Keterbatasan
Manusia Sebagai Pengolah Informasi
Pada dasarnya sistem informasi
manajemen adalah sistem manusia/mesin. Karena itu manusia adalah elemen penting
dalam sistem pengolahan informasi.
Model dasar
Sebuah model sederhana mengenai
manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indra penerima (mata, telinga,
hidung dsb) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah (otak
dengan penyimpanan). Hasil olahan adalah respon/tanggapan keluaran (secara
fisik,ucapan, tulisan dsb).
![]() |
Gambaran Model Manusia
sebagai Pengolah Informasi
|
Sistem Pengolah Informasi
Manusia
Sistem pengolah informasi
manusia terdiri dari sebuah pengolah, indera masukan (sensory input),
penggerak keluaran (motor output), dan tiga jenis ingatan-:ingatan
jangka panjang (long-term memory/LTM), ingatan jangka pendek (short-term
memory/S'I'M) dan ingatan luar (external memory/EML).
Sistem pengolahan bekerja lebih
secara serial daripada paralel. lni berarti bahwa manusia .hanya melaksanakan
satu tugas pengolahan informasi pada saat yang bersamaan. Sedang komputer dapat
bekerja secara serial maupun paralel untuk ketiga opersi pokok. Salah satu
pengolahan paralel komputer adalah menambah secara serentak semua pasangan "bit"
dari dua "data word" komputer, Manusia menambah hanya
sepasang "digit" pada saat yang sama secara serial dari kanan
ke kiri.
Menangani Data Probabilistik
Para pengambil keputusan sering
harus menangkap, mengolah, dan menilai kemungkinan (probabilities)
hal-hal tak menentu. Ada bukti bahwa kemampuan manusia kurang sekali dalam
intuisi statistik. Kekurangan ini menyolok karena sebuah sistem
informasi/keputusan dapat dirancang untuk mengatasi hal ini. Beberapa
kekurangan yang tampak dalam riset adalah:
1. Kurangnya pemahaman intuitif atas akibat ukuran percontoh terhadap penyimpangannya.
2. Kurangnya kemampuan intuitif untuk mengenal hubungan (korelasi) dan hubungan sebab akibat
3. Cendrung mengambil kesimpulan dalam perkiraan kemungkinaan.
4. Kurangnya kemampuan
memadukan informasi.
Strategi Pengolah Informasi
Manusia menerapkan strategi
untuk mengatasi keterbatasannya sebagai pengolah informasi dan untuk
meringankan otak dalam memadukan informasi. Beberapa diantaranya adalah
konkretisasi serta pematokan dan penyesuaian (anchoring and adjustment).
Konsep konkretisasi adalah pengambil
keputusan cenderung untuk menggunakan hanya informasi yang telah dimilikinya,
dan dalam bentuk peragaannya. Akan terjadi kecenderungan untuk tidak mencari data
yang tersimpan dalam ingatan atau untuk mengubah atau memanipulasi data yang
telah disajikan. Karenanya informasi yang telah ada secara eksplisit mempunyai
keunggulan atas data yang harus diperoleh atau dimanipulasi sebelum dipakai.
Gagasan pematokan dan
penyesuaian adalah bahwa manusia cenderung mengambil kesimpulan dengan
menetapkan sebuah titik patokan dan membuat penyesuaian berdasarkan titik ini.
Ini merupakan gejala umum dan peranggaran, perencanaan dan penentuan harga.
Penyesuaian cendrung tidak memadai bila menyangkut perkiraan probabilistik.
Kapasitas mausia dalam menerima
masukkan dan menghasilkan tanggapan adalah terbatas. Bila sistem manusia
sebagai sistem pengolah dibebani melampaui batas, tingkat tanggapannya akan
berkurang. Misalkan seorang operator telepon, bila jumlah telepon masuk yang
harus ditangani melebihi kemampuannya, maka prestasinya akan merosot di bawah
tingkat tanggapan maksimum.
Dunia menyediakan lebih banyak
masukan daripada yang dapat diterima oleh sistem pengolah manusia. Manusia
mengurangi masukan ini sampai batas jumlah yang dapat diatasi melalui suatu
proses penyaringan atau seleksi. Sebagian masukan dihambat dan dicegah agar
tidak masuk pengolahan dalam filter atau saringan yang
menghambatnya. Penyaringan ini biasanya berdasarkan kepada kemungkinan
pentingnya rangsangan. Penyaringan merupakan akibat dari :
1. Kerangka acuan individu
2. Prosedur keputusan normal
3. Keputusan dalam keadaan
tertekan.
Para individu mengatur
penyaringan kepentingan berdasarkan pengalaman, latar belakang, kebiasaan
mereka dsb. Prosedur keputusan mengidentifikasi data yang relevan dan
kemungkinan menyediakan sebuah filter untuk menyaring
faktor-faktor yang tidak perlu bagi keputusan. Mekanisme penyaringan dapat
diubah melalui tekanan pengambilan keputusan.
Contoh :
Seorang supervisor pada sebuah
divisi produksi, dalam keadaan krisis dan tertekan, akan memusatkan perhatian
pada persoalan terpenting dan tidak akan menerima rangsangan yang menyangkut
hal-hal kurang penting.
Penyaringan dapat mengurangi
atau menghambat data yang tidak cocok dalam kerangka acuan yang telah ada.
![]() |
Gambaran Kerangka Acuan untuk
mengolah sebuah keputusan
|
Model Newell Simon tentang manusia sebagai
pengolah informasi/keputusan
Allen Newell dan Herbert A
Simon dari Carnegie-Mellon University telah mengajukan sebuah model mengenai
pemecah persoalan manusia yang menggunakan analogi antara pengolahan komputer
dan pengolahan informasi manusia. Hal ini bukan berarti bahwa manusia memecahkan
persoalan seperti komputer, tetapi bahwa analogi sangat berguna untuk memahami
pengolah informasi manusia, yang diaplikasikan dalam sebuah gambar sebagai
berikut :
![]() |
Gambaran Struktur umum sistem
pengolahan informasi manusia
|
![]() |
Gambaran model umum sistem
informasi komputer
|
2. Kemampuan Komputer sebagai
Pengolah Informasi
a. Kemampuan Komputer dalam
melakukan kecepatan pengolahan data
Satuan Detik
|
Kecepatan
|
Mili Detik
|
1 Ribu Operasi/detik
|
Mikro Detik
|
1 Juta Operasi/detik
|
Nano Detik
|
1 Milyar Operasi/detik
|
Pico Detik
|
1 Trilyun Operasi/detik
|
b. Kemampuan Komputer dalam
melakukan penyimpanan data/hasil pengolahan data
Satuan Memori
|
Kapasitas
|
1 Byte
|
8 Bit = 1 karakter, 1 huruf,
1 angka
|
1 KiloByte
|
1024 Byte = 1024*8 Bit
|
1 MegaByte
|
1024 KiloByte = 1024*1024*8
Bit
|
1 GigaByte
|
1024 MegaByte = (1024)3*8 Bit
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar